Selasa, 10 November 2015

Perawatan anak burung merpati usia 0 Sampai 4 Minggu

Pada minggu pertama, anak burung merpati dapat menggerak-gerakkan kepalanya untuk mendapatkan makanan tetapi tidak mampu membedakan apa-apa. Tetapi setelah berumur sepuluh hari, bulu-bulu jarum muncul dan anak burung merpati ini sudah mampu membedakan keadaan sekeliling serta tahu adanya pihak pengusik. Anak burung akan berusaha menghalau pengusik ini dengan suaranya (mendesis) dan membuka paruhnya.
Anak burung sepenuhhya masih tergantung pada pemberian makan dari induknya sampai berumur 3 minggu. Selama 3 minggu ini dapat saja anak burung tidak dirawat dengan baik oleh induknya, sehingga mati, karena anak burung yang minta makan dengan suara lebih keras dan lebih agresif akan mendapat makanan lebih dahulu.
Biasanya yang menetas ebih dahulu akan mendapat makanan lebih dahulu dan berkembang lebih cepat dari burung satunya. Semakin besar anak burung, semakin bertambah keserakahannya untuk mendapatkan makanan. Barulah setelah 5 minggu keadaan itu berhenti, sebab anak burung mulai dapat makan sendiri dan badannya umumnya telah berbulu penuh.perawatan burung anakan merpati
Setelah anak burung meninggalkan sarang, burung jantan masih memberinya makan untuk masa kira-kira 10 hari lamanya. Dalam masa ini burung betina boleh jadi sedang sibuk bertelur dan mengerami telur di sarang lain (disebelah sarang lama).

Tak lama kemudian kedua induk ini akan sibuk dengan memberi makan anak burung yang baru lahir. Kalau kita memelihara merpati konsumsi dan menjual anak-anaknya sewaktu masih kecil (belum berbulu penuh), maka kedua induknya tidak mendapat gangguan untuk bertelur lagi dan membesarkan anak-anak yang lahir kemudian.

Kalau kita memisahkan induk dari anaknya dan membiarkan burung jantan membesarkan anak-anaknya, maka dengan cara itu burung betina akan lebih cepat bertelur kembali.
Anak burung akan menjadi dewasa pada umur sekitar 4-6 bulan. Dan pada usia ini burung telah mencari jodoh dan mengembangkan keluarga sendiri. Kalau kita mengajar produksi merpati konsumsi maka keadaan itu tidaklah menjadi masalah, bahkan menguntungkan.
Tetapi kalau kita menginginkan burung-burung yang sehat untuk kepentingan pameran (keindahan bulu menjadi faktor utama) bagi burung hias, dan kepentingan pertandingan (kecepatan dan kemampuan kembali menjadi faktor utama) bagi burung merpati pos, maka perkawinan itu perlu ditangguhkan sehingga paling tidak berumur setahun.

Untuk itu anak-anak burung harus dipisah dari burung-burung dewasa, sebab kehadiran burung-burung dewasa dapat merangsang burung-burung muda untuk kawin.
Penggunaan “orangtua-asuh” atau “orangtua-angkat” kadang dilakukan terutama di kalangan peternak merpati hias, demi kepentingan pameran dan pertandingan-pertandingan yang ada. Juga dikalangan peternak merpati pos yang menganggap penting arti pembesaran anak, terutama bagi burung-burung yang baik dalam hal sifat-sifat lain tetapi ternyata lemah dalam membesarkan anak.
Untuk keperluan orangtua-asuh ini dapat dipergunakan merpati apa saja asal memiliki paruh panjangg, dan ini sengaja dipelihara untuk keperluan tersebut setelah kemampuannya diketahui. Orangtua-asuh harus bertelur dan mempunyai anak dalam tahapan yang kira-kira sama dengan perkembangan telur dan anak yang akan diasuh.

Untuk keperluan ini sudah tentu telur-telur atau anak-anak dari orangtua-asuh ini perlu diambil (dikorbankan) dan diganti dengan telur atau anak dari burung yang kita inginkan hasil anaknya. Pergantian telur tidaklah menimbulkan masalah, tetapi pergantian anak burung haruslah dilakukan secara berhati-hati.

Anak burung yang dibesarkan itu haruslah belum tumbuh bulunya, sebab kalau orangtua-asuh ini tahu bahwa yang ada dalam sarangnya adalah anak burung lain maka orangtua-asuh ini tidak mau menerima kehadiran anak-anak ini, tidak mau mengasuhnya (memberi makan) dan bahkan boleh jadi akan membunuhnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More